Kamis, 16 Agustus 2012

Mengisi Kemerdekaan Dengan Kegiatan Yang Positif

Assalamualaikum wr.wb

Salam sejahtera dan semoga allah swt selalu memberikan kenikmatan dan kesehatan yg tiada hentinya bagi kita semua amin :)

Allhamdullilah kali ini saya masih bisa berbagi dan memberikan sebuah ilmu yang ingin dibagi bagi kan bagi

semua pembaca yang berbahagia tentunya. Tema kali ini adalah " Mengisi Kemerdekaan Dengan Kegiatan

Yang Positif " baik untuk pelajar maupun umum dan sekitarnya hehehe :D

Karena kita memperingati hari Kemerdekaan kita pada tanggan 17 Agustus dan dikarenakan sedikit lagi

hari itu tiba marilah kita isi kemerdekaan kita dengan hal-hal yang berbau positif bagi kita dan bangsa negara

kita sendiri.

Cukup basa basinya mari kita simak saja laporan berikut ini :

 
Mengisi Kemerdekaan Dengan Kegiatan Positif
Kita telah merayakan hari kemerdekaan ini sebanyak 64 kali. Sebagian orang mengatakan bahwa mereka kini sudah merdeka. Tetapi sebagian lagi berkomentar lain. Mereka mengatakan bahwa mereka belum sepenuhnya merdeka. Kedaulatan belum sepenuhnya dapat dinikmati oleh rakyat Indonesia. Mereka seringkali mencontohkan bagaimana sebagian rakyat Indonesia masih hidup dalam kesusahan dan kemiskinan, pengangguran masih banyak kita temukan di berbagai belahan negeri ini. Bagi mereka keadaan seperti itu belumlah dikatakan merdeka. Apalagi jika kita mengetahui bahwa Indonesia masih banyak tergantung kepada bangsa-bangsa asing. Kebijakan pembangunan pun masih banyak dipengaruhi oleh kebijakan asing. Bagaimana mungkin kita bisa merdeka sepenuhnya jika kekuatan asing masih memegang kontrol atas kebijakan dalam negeri kita. Kita memiliki kekayaan yang sangat berlimpah, alam yang indah, tanah yang subur sampai saking suburnya tanah Indonesia konon dalam sebuah lagu dikatakan “tongkat kayu dan batu bisa jadi tanaman”. Tetapi mengapa kekayaan tersebut belum sepenuhnya dirasakan oleh bangsa kita.
Momentum hari kemerdekaan ini harus kita jadikan bahan renungan sudah sejauh mana usaha kita mengisi kemerdekaan ini? dan sampai sejauhmana usaha pemerintah berusaha untuk memakmurkan bangsa ini, menghilangkan khawatiran akan rasa aman, kelaparan, kesehatan, dan pendidikan rakyatnya?
Fakta Sejarah
Kita mengetahui bahwa kemerdekaan Indonesia tidak direbut dengan mudah. Perlengkapan perang para pejuang kita memang jauh ketinggalan dengan senjata-senjata yang dimiliki para penjajah. Sebagian besar para pejuang kita hanya mengandalkan senjata bambu runcing. Tetapi walaupun dengan bermodalkan senjata yang sangat sederhana dan tradisional ditambah kebulatan tekad dan kebersamaan yang saat itu dimotori oleh para pemuda pejuang kita. Akhirnya kemerdekaan itu bisa diraih. Perjuangan para pemuda Indonesia telah tercatat dalam sejarah kita dari generasi ke generasi.

Sejarah Indonesia mencatat bahwa generasi muda Indonesia memiliki kiprah yang sangat penting dalam upaya pembebasan negeri ini dari cengkeraman kaum penjajah. Fakta sejarah menunjukan bahwa pergerakan nasional di Indonesia seperti Budi Utomo, Indishce Partij, Perhimpunan Indonesia, dan lain-lain seringkali dibidani oleh kaum muda dan melahirkan peristiwa-peristiwa penting seperti kebangkitan nasional tahun 1908 dan sumpah pemuda tahun 1928. Bahkan di penghujung pergerakannya, pemuda Indonesia berhasil meyakinkan Ir. Soekarno dan Mohammad Hatta untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Kiprah pemuda Indonesia tentunya tidak hanya sebatas pada masa pra kemerdekaan Indonesia. Setelah bangsa ini terbebas dari cengkraman penjajah pun, para pemuda kita terus berperan dalam mengontrol lajunya pemerintahan Indonesia sehingga ketika terjadi kekeliruan, ketidakadilan, dan kesewenang-wenangan dalam pemerintahan, maka generasi muda kita tampil ke depan untuk melakukan fungsinya sebagai agen perubahan (agent of change). Kembali lagi sejarah kita mencatat kiprah pemuda seperti pada tahun 1966 yang menumbangkan rezim orde lama dan pada tahun 1998 yang telah menumbangkan rezim orde baru yang berkuasa saat itu.
Perayaan hari kemerdekaan setiap tanggal 17 Agustus telah menjadi rutinitas tahunan bagi bangsa kita. Di berbagai belahan penjuru negeri ini diselenggarakan pesta rakyat dengan berbagai macam dan bentuk perayaan. Ada yang mengisinya dengan berbagai macam perlombaan olah raga, kreasi seni, panjat pinang, dan sebagainya. Setelah hari 17 Agustus itu berakhir, maka berlalulah semua perayaan itu. Di kota-kota besar yang tertinggal hanya sampah berserakan hampir di setiap jalan yang pernah dilewati pawai karnaval. Menyisakan pekerjaan bagi para petugas kebersihan. Bagi kebanyakan masyarakat kita, momentum itu berlalu begitu saja. Seolah-olah tidak ada bedanya perayaan hari kemerdekaan tahun sekarang dan tahun-tahun sebelumnya. Padahal kalau kita mau merenungi spirit hari proklamasi tersebut, maka kita akan menemukan sebuah semangat yang menggelora. Semangat yang dulu pernah dikobarkan oleh para pemuda pejuang kemerdekaan ini.
Kita bisa melihat efek dari putaran arus globalisasi dan modernisasi yang berhembus dari dunia barat. Di satu sisi modernisasi ini membuat kita semakin efektif dan efisien dalam melakukan sesuatu sehubungan dengan telah ditemukannya sejumlah alat bantu buah dari ilmu pengetahuan dan teknologi seperti handphone, televisi, peawat terbang, robot, komputer, internet dan sebagainya. Tetapi di sisi lain globalisasi dan modernisasi ini juga sangat problematik. Ketidakmampuan melakukan persaingan mengakibatkan pengangguran, krisis mental, krisis eksistensi, dan dekadensi moral. Kehidupan bebas (zusammen leben, free sex, homoseksual, pornografi, dan pornoaksi atas nama “kebebasan”) ala barat merajalela di kalangan generasi muda kita. Budaya konsumerisme, hedonisme, dan serba instan juga semakin merajalela seiring dengan marak dibukanya night club (tempat hiburan malam), cafe, mall, dan pasar modern lainnya sehingga mereka seolah-olah sudah kehilangan idealismenya sebagai bangsa timur . Bagaimana mungkin kemerdekaan ini diisi dengan hal-hal seperti itu? Perlu ada terobosan baru untuk menyadarkan generasi muda kita agar mereka mau mengisi kemerdekaan ini dengan hal-hal yang akan membanggakan bangsa dan negaranya. Tidak ada pilihan bagi bangsa ini selain kita harus mempersiapkan diri dan membentengi diri kita dari efek-efek negatifnya.
Generasi muda sebagai agen perubahan tidak akan mampu melakukan perubahan yang signifikan bila tidak didukung dengan sistem atau perangkat-perangkat pendukung lainnya. Mereka tidak akan mampu menangkal derasnya arus glonalisasi jika hanya sendiri-sendiri. Paling tidak butuh wadah tempat mereka belajar, menyusun strategi dan rencana, tempat mereka mengaktualisasikan diri agar mereka terbebas dari dampak buruk modernisasi tersebut. Dari sinilah diharapkan akan lahir tokoh-tokoh pemuda yang nantinya bisa diandalkan bangsa ini. Melalui diskusi-diskusi kajian keilmuan dan semangat kebersamaan untuk melakukan sebuah perubahan dari mulai lingkup terkecil sampai ke yang paling besar.


Nah sekian adalah beberapa catatan untuk kita semua, semoga bisa bermanfaat dan dapat kita telaah untuk 

kita semua ^^




Untuk yang malas membaca bisa mendownload file nya yg berbentuk .doc pada link berikut ini :

http://www.mediafire.com/?m1d6d6z2m9yroha

 Terima Kasih dan semoga bermanfaat :)