Minggu, 10 Juli 2011

HINDARI MOS !

Hindari Kekerasan dalam Masa Orientasi Sekolah (MOS)

Jumat, 10 Juli 2009
MASA orientasi siswa (MOS) adalah kegiatan yang biasa dialami para siswa baru di SMP atau ke SMA/SMK. Beberapa hari ke depan di akhir pekan sampai awal pekan besok, MOS akan digelar di banyak daerah, termasuk di Kota Tangerang.
Tak bisa dipungkiri beberapa hari ke depan ini, para orangtua siswa selalu dibuat cemas dengan kegiatan-kegiatan MOS yang seringkali terkesan dilakukan dengan gila-gilaan atau bergaya militer.
Berkaca pengalaman pada tahun-tahun sebelumnya, kegiatan MOS yang gila-gilaan, misalnya siswa diharuskan datang ke sekolah dengan dandanan amburadul, memakai topi rombeng, menggantungkan botol pelastik bekas di dada, atau membawa karung goni mirip pengemis.
Banyak pelajar, khususnya pelajar putri, sebenarnya mau menangis diharuskan berdandan gila-gilaan itu. Tetapi takut tak diterima di sekolah dituju, maka dengan berat dan bujukan penuh kasih-sayang orangtuanya, mereka akhirnya mau juga. Meskipun terkadang harus diantar orangtua berkendaraan ke sekolah.“Itu sih anak manja,” biasa pula terdengar kilah para panitia MOS berkilah.
Sudah pelajar dibuat berdandan gila-gilaan, ternyata seirngkali pula siswa baru harus diperlakukan tak menyenangkan yang mirip dengan kekerasan, selama mengikuti MOS 3-5 hari. Misalnya, para pelajar diharuskan makan biskuit ukuran 3 cm x 6 cm yang harus dibawanya dari rumah, sekali masuk mulut 3 biskuit dan harus dihabiskan dalam 3-5 detik.
Karuan cara makan biskuit yang tiba-tiba saja muncul dalam gagasan panitia membuat mulut siswa sakit. Saat pulang tentu saja sang orangtua menjadi prihatin. Lalu ada lagi, gaya hukum push-up, sit-up, bagi pelajar yang dinyatakan punya kesalahan, yang terkadang si siswa baru tak tahu persis kesalahan.
Ketika orangtua yang kesal memprotesnya, kalangan panitia bahkan sekolah, lagi-lagi beralasan, “ah anaknya saja yang manja!”
Namun, bila direnungi, kegiatan-kegiatan serupa di atas, sebenarnya hampir tak ada gunanya dan cenderung tak mendidik, kecuali berupaya mempermalukan siswa baru agar tak bertingkah di sekolah nantinya.
Sebab itu, sebaiknya panitia MOS, kepala sekolah, dan dewan guru melarang kegiatan-kegiatan tak berguna di atas.
Alangkah lebih baiknya, bila kegiatan MOS misalnya diisi dengan pengenalan organisasi sekolah barunya bersama para pengurusnya, kegiatan unggulan ekstra kulikurer sekolah baru, karakteristik sekolah barunya, para dewan guru, dan mungkin kegiatan-kegiatan bermanfaatan yang terkait sekolah baru siswa.
Rasanya ini lebih baik dan lebih mulia. ***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar